Gue mengalami sendiri kenyataan
seperti ini. Dulu mimpi dan cita- cita saat masih kecil, itu dokter, kemudian
berubah lagi menjadi penulis. Eh, kembali berubah seorang psikolog. Yaaa,
sebenernya gue punya alasan tersendiri sih ingin bekerja seperti itu. Kemudian
besar, saat pemilihan jurusan, gue milih IPA. Kenapa IPA? Karena yaa gue ngejer
buat jadi psikolog dan menyelesaikan pendidikan itu di Universitas Padjajaran.
Tapi ternyata gue terpilih dibidang ilmu sosial. Dan gue pun membuang jauh-jauh
keinginan tersebut. Dengan menjadi akuntan di STAN, atau UGM, atau UNSRI.
Itulah apa adanya, itulah kenyataan
hidup yang sedang gue jalani selama ini. Gue
yakin, bukan cuma gue yang salah arah, salah melangkah, salah jurusan,
salah menentukan sikap. Gue yakin,
banyak yang mempunyai ilmu A tapi minat dibidang B, bidang C dan lainnya.
Gue ada beberapa cara hasil referensi dari browsing yang mungkin bisa membantu sekaligus memotivasi;)
Pertama, kita harus mengenali diri
sendiri, dengan begitu kita akan tahu potensi yang terpendam didalam diri kita.
Ada beberapa cara untuk bisa mengenali diri sendiri. Diantaranya, cobalah buat
daftar pertanyaan, seperti:
- apa yang membuat kamu bahagia
- apa yang kamu inginkan dalam hidup ini
- apa kelebihan dan kekuatan kamu
- apa saja kelemahan kamu
Kemudian jawablah pertanyaan
tersebut secara jujur dan objektif. Kamu bisa meminta bantuan kepada keluarga
atau sahabat untuk menilai kelemahan dan kekuatan kamu.
Kedua, yaitu menentukan tujuan hidup
kamu baik secara realistis. Realistis maksudnya yang sesuai dengan kemampuan
dan kompetensi yang kamu miliki. Dalam menentukan tujuan hidup dapat setinggi-tingginya
asalkan dibarengi semangat untuk bisa mewujudkannya.
Yang ketiga, milikilah
motivasi hidup. Manusia memiliki motivasi tersendiri
untuk mencapai tujuan hidupnya. Coba kamu kenali motivasi hidup kamu, apa hal yang
bisa melecut semangat kamu untuk bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik dan
sebagainya. Sehingga kamu punya kekuatan dan dukungan dari dalam diri untuk
menghasilkan yang terbaik. Baik untuk kamu sendiri, keluarga, maupun lingkungan
sekitar;)
Keempat, buang jauh-jauh semua pikiran negatif yang bisa menghambat langkah
kamu dalam mencapai tujuan. Setiap kali kamu menghadapi hambatan, coba untuk
tidak menyalahkan orang lain. Lebih baik kamu mengevaluasi lagi langkah kamu
mungkin ada sesuatu yang perlu diperbaiki.Terus kamu melangkah lagi setelah
menemukan langkah yang pas. Dan yang terpenting, jangan berputus asa.
Selanjutnya, jangan menyalahi diri sendiri. Err.. yang terakhir ini yang sulit kita hindari. Gue juga gitu kok sebenernya. Tapi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam mencapai tujuan kamu, jangan menyesali dan mengadili diri sendiri berlarut-larut. Hal ini cuma akan membuang waktu dan energi. kamu harus bisa bangkit dan tataplah masa depan. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk maju.
Tetapi ada faktor eksternal lain penghambat potensi kita, yaitu ada keinginan dari
orangtua yang mau anaknya mewarisi bisnis perusahaannya sedangkan sang anak
tidak tertarik sama sekali dengan dunia bisnis. Sang anak malah lebih suka ke
dunia seni. Si Bapak adalah seorang tentara atau polisi, biasanya menginginkan
anak cowoknya mengikuti jejaknya sebagai tentara juga. Macam- macam
kejadiannya, banyak contoh-contoh lainnya yang mungkin kamu pernah dengar atau
bahkan kamu merasakan sendiri. Keadaan yang terkadang memaksa perpecahan akibat
tidak ada titik temu antara harapan orangtua dengan cita-cita si anak. Untunglah,
orang tua gue gak maksa gue untuk nurutin kehendak mereka.
Biarkanlah mereka (anak- anak kita) nanti
menentukan jalan hidup mereka sendiri, menentukan mimpi dan cita-cita mereka.
Mengetahui lebih dini, apa tujuan hidupnya? Apa sih target hidupnya? Melalui
kesadaran akan kemampuan apa yang dimilikinya, kecerdasan apa yang diberikan
Tuhan kepada dirinya, bakat dan talenta apa yang ada dalam dirinya?
Sebagai contoh : Setelah menyelesaikan
kuliah, masih belum tahu, sebenarnya apa sih kelebihan yang dimiliki? Bertanya-
tanya terus , mencari dan terus menggali potensi yang dimiliki. Nah.. memang
sih tidak ada kata terlambat bagi siapapun. Tapi, bukankah lebih baik, sedari
kecil dulu, tahu apa potensi diri, ahlinya dibidang apa? Fokus dibidang itu,
mendalami ilmu itu saja. Tidak serta merta melahap semua ilmu yang akhirnya,
tidak diterapkan dalam kehidupan sehari - hari saya. Akhirnya sia- sia, habis
waktu, habis tenaga, dan habis biaya. Itu tidak akan kembali lagi.
Intinya, menemukan jati diri ,
memahami potensi diri yang dimiliki, mengetahui kelebihan apa yang diberikan
Tuhan, kemudian fokus dan menentukan cita -cita dan mimpi-mimpi, target hidup
dengan kecerdasan yang ada dalam diri, kembangkan, berusaha dan bekerja keras,
kejarlah dan wujudkan itu semua. Percayalah, itu akan jauh lebih baik.
Semoga bermanfaat:)