Ramadhan yang dirindukan telah
menjelang. Setiap kita mempunyai beragam cara untuk menyambutnya. Musim
kebaikan tahunan ini memang tak layak untuk dilewatkan begitu saja. Bahkan, ﺭﺴﻮﻞﷲ sejak awal mengadakan briefing penyambutan
Ramadhan di tengah-tengah sahabat. Dari Abu Hurairah ra, ﺭﺴﻮﻞﷲ bersabda:
“Sungguh
telah datang padamu sebuah bulan yang penuh berkah dimana diwajibkan atasmu
puasa di dalamnya, (bulan) dibukanya pintu-pintu surga, dan ditutupnya pintu-pintu
neraka jahannam, dan dibelenggunya setan-setan, di dalamnya ada sebuah malam
yang lebih mulia dari seribu bulan. Barang siapa diharamkan dari kebaikannya,
maka telah diharamkan (seluruhnya).” HR. Ahmad, Nasa’i dan Baihaqi.
Ramadhan
sering datang dengan tiba-tiba, dan berlalu begitu cepat tanpa terasa. Ia
adalah momentum termahal yang pernah kita punya untuk mendulang pahala.
Kebaikan nilai pahalanya menjadi berlipat-lipat.
Salah
satu cara menyambutnya adalah dengan memahami hikmah Ramadhan. Kita bisa
sesibuk apapun dalam bulan Ramadhan, tapi tanpa menyelami hikmahnya, barangkali
yang tersisa saat syawal menjelang hanyalah kelelahan fisik yang tak terkira.
Mari
kita intip tiga diantaranya sebagai penyemangat awal sekaligus oleh-oleh
Ramadhan saat telah usai nanti:
Pertama: Ramadhan sebagai training keikhlasan
Puasa
adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Maka puasa Ramadhan selama sebulan
adalah training keikhlasan yang sangat efektif. ﷲ berfirman dalam sebuah
hadist qudsi:
“Setiap
amal manusia adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku,
dan Aku yang akan membalasnya.” HR. Ahmad dan Muslim.
Sekiranya
bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengelabui keluarga
atau teman-temannya. Ia bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi
di siang hari mungkin saja menyantap lahan makanan di warung langganannya. Kita
semua juga bisa berakting puasa dengan mudah, tapi lihatlah: tidak pernah
terbesit dalam hati kita untuk menjalani puasa dengan modus semacam itu. Subhanallah, inilah training keikhlasan
terbaik yang pernah kita dapati J
Kedua: Ramadhan untuk training keistiqamahan
Momentum
Ramadhan yang penuh dengan berbagai amalan–dari pagi hingga malam hari–mau
tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seseorang berlatih untuk istiqamah
dalam hari-hari selanjutnya.
Bila
training keistiqamahan ini kita resapi dengan baik, maka kita akan terbiasa
beramal secara terus menerus dan berkelanjutan dalam bulan yang lain.
Ketiga: Ramadhan sebagai training ihsan
Syariat
kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah. Tak tekecuali
dengan ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa
dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari segala onak yang justru akan
memporakporandakan pahala puasa kita.